Salah satu kebahagiaan yang saya
rasakan dalam hidup selama ini adalah
saat saya dikelilingi oleh orang – orang yang menyayangi saya. Mereka adalah
orang – orang yang selama ini setia menemani saya dan ada disetiap suka maupun
duka. Dila,Deli,Kiki dan Anti . Saya bersyukur memiliki mereka dan saya
bersyukur Allah mempertemukan kami sehingga kami bisa seperti sekarang ini.
Saling menyayangi seperti saudara kandung
yang terlahir dari rahim yang sama, saling mengingatkan saat diantara
kami berjalan dijalan yang tak semestinya. Saya juga bersyukur memiliki teman –
teman kelas yang baik dan bersedia menerima kekurangan saya. Wina, Bulbul,
Bibip,dan Bia. Mereka adalah orang – orang yang tak pernah bosan mengingatkan
saya tentang tugas kuliah, dan selalu memberikan keceriaan di tempatku menuntut
ilmu selama ini. Mereka – mereka inilah yang turut andil dalam pengisian lembar
– lembar kosong di buku harianku.
Dila, sosok yang selalu
menebarkan canda dan tawanya lewat kesleborannya dalam melakukan sesuatu. Miss
telat mungkin julukan yang paling tepat untuknya. Namun Miss telat belumlah
mewakili dirinya yang seutuhnya. Selain tukang telat, Dila juga pemenang dalam
acara “Malas award” dia menempati urutan pertama dalam hal malas dan memalaskan
orang. Namun dibalik semua itu dia menyimpan cita – cita yang mengagetkan seantero
dunia. Dia bercita – cita menjadi seorang wanita karir disamping kegiatan
bermusiknya. Entah karir apa yang akan dia tekuni suatu saat nanti, semoga
terwujud.
Saya
dan teman – teman lainnya sempat ragu akan cita – citanya yang berbanding
terbalik dengan kondisinya sekarang. Sampai sekarang dia belum juga NASDEM.
NASDEM adalah singkatan dari Partai NASional DEMokrat yang memiliki semboyan
“Gerakan Perubahan”. Untuk itu saya selalu mengistilahkan perubahan dengan kata
NASDEM, berhubung partai Nasdem lagi gencar ngiklan di Tv –Tv. Entah kapan Dila
bisa memulai NASDEMnya, yang jelas saya akan selalu menunggu perubahan dan
mendukung Dila untuk mendapatkan sesuatu yang baik.
Dan
dua hari yang lalu saya tercengang saat Dia mengatakan bahwa dia tidak mau pulang
ke kampung halamannya di Pare – Pare karena dia ingin bekerja dan mencoba hidup
mandiri. Saat itu saya berpikiran bahwa dia mungkin ingin membuat sebuah band
dan meluncurkan sebuah album religi local di Makassar karena sudah mendekatI
bukan puasa gitu, tapi ternyata saya salah. Dila ingin bekerja di kantor, dan
tidak tanggung – tanggung kantor yang dipilihnya adalah Bosowa. Ya, cita –
citanya adalah bekerja di gedung pencakar langit dan di sebuah perusahaan terkenal.
Saat itu saya tidak tahu untuk berkata apalagi. Saya hanya berpikir “Akhirnya……
NASDEM juga “. Sayapun mendukungnya
dengan memberikan kata – kata mutiara yang saya bajak dari beberapa referensi
rahasia saya. Saya tidak melihat hasil apa dqri perubahannya itu, namun saya
melihat niatnya terlebih dahulu. Karena ini adalah kejadian langka pemirsa…..
Selain
menjadi wanita Karir, Dila juga ngebet sekali untuk bisa meng”KURUS”kan
badannya, selama ini dia tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya yang dia
nilai “GEMUK”. “Neng, mauka diet” adalah kalimat yang sering dia lontarkan
kepadaku disetiap kesempatan. Tapi namanya juga Dila, niat diet tapi tidur 18
jam perhari, makan boleh sekali sehari, tapi tidurnya gak ampun, asal bau
bantal ? mata langsung terpejam seketika. Bukan hanya itu, beberapa bulan lalu,
dia ikutan jogging sama saya, Deli dan Bibip di Lapangan Karebosi. Tapii….baru
dua putaran dia langsung berkata “Ayok pergi makan di depan SD ?”.
Lapangan
Karebosi memang berada didepan SD Sudirman, yang didepan sekolah itu banyak
penjual makanan dan minuman. Namun saya, bibip dan Deli tidak menghiraukan
rengekan Dila. Kami melanjutkan jogging hingga 12 putaran. Betapa kagetnya kami
saat menoleh kebelakang, Dila sudah tidak ada lagi. Kemanakah ia ? kami bertiga
menyudahi jogging di pagi hari itu, dan memutuskan untuk mencari Dila disekitar
Lapangan.
Namun
ternyata kami mendapatinya tengah duduk santai di salah satu kursi tukang Pop
Ice di depan SD, dengan 1 kantong the
sisri ditangan Kanannya, hape ditangan kirinya yang pastinya blits menyala pertanda
dia sedang menjadi model the sisri amatiran dan tidak lupa Songkolo,donat
jalangkote, serta bakwan di meja kecil dihadapannya. Ironis memang jika
melihatnya,sempat terbesit niat untuk tidak mengakui Dila sebagai teman saat
itu kalau ada orang yang bertanya. “Dek
itu temannya ya ?”, kami bakal bilang “Gak tau mas, gak kenal euww “ tapi niat
itu kami batalkan karena mengingat semua kebaikannya selama ini saat kami
berbuat anarkis di kost- annya. Dila selalu niat diet tapi makan masih ON. Makannya diet yang
selama ini dia jalani tidak pernah berhasil. Setiap dia ikut jogging dan
berhasil lari dua putaran, berarti dia akan menghabiskan dua kantong the sisri.
Demikian juga kalau dia berhasil lari tiga putaran, maka dia harus minum the
sisri tiga kantung dan begitu seterusnyaaaaa….. tapi dia belum pernah berhasil
lari sampai empat putaran, palingan tiga putaran, itu saja sudah kayak ikan
Kehabisan air. Maklumlah Dila gitu loh, tiada hari tanpa keanehan. Eh ada
cerita tentang temen – temenku yang lain loh..ini dia…
Beberapa
hari yang lalu, Ujian Akhir Semester (UAS) telah usai, dan hari liburpun
didepan mata. Saya dan teman – teman tidak mau melewatkan hari – hari terakhir
di kota Makassar begitu saja. Kami akhirnya memutuskan untuk nonton “Snow White
and the Huntsman” di XXI sebelum kembali ke kampong halaman masing – masing. Meskipun
awalnya saya tidak setuju karena saya tidak suka dengan film drama, tapi
berhubung semua orang berpihak pada Wina yang ngotot mau nonton si Snow White
itu, ya sudahlah saya ikut mereka saja daripada saya nonton sendirian atau yang
lebih parah lagi saya bakal dicabik – cabik oleh mereka karena saya pengen
nonton film action. Oh iya yang ikut nonton saat itu cuma Saya, Deli,Dila,
Wina, Bibip, Bia, Bulbul. Kiki dan si Anty Udin Kamseupay tidak ikut karena ada sesuatu. Akan diceritakan
di note yang berbeda…
Saat
itu saya tidak bersemangat sama sekali untuk nonton si Snow White. Ngantuk dan sok
pernah nonton film itu menyebabkan keinginan saya untuk tidur di bioskop
semakin besar, maklumlah kan filmnya sudah sering kita nonton di film – film
cartoon saat kita masih berseragam merah putih atau bahkan saat kita masih TK,
jadi kesannya film itu sudah tidak special lagi (sok tau). Yah tapi ternyata
beda loh versi film cartoonnya sama yang saya tonton kemarin…
Namun
di sela –sela menonton film itu, saya berpikir, “apakah kita masih bisa seperti
ini lagi tiga atau empat tahun yang akan datang ? apakah kita masih bisa
melihat wajah satu sama lain ? apakah kita masih bisa bersenda gurau seperti
sekarang ini ?” pertanyaan itu terbesit didalam pikiran saya saat itu, saya
melihat raut wajah mereka penuh dengan kebahagiaan. Yah meskipun cuman nonton
bareng, sederhana memang tapi bagi saya itu sudah menjadi satu cerita diantara
seribu cerita yang pernah kami ukir dalam suatu kitab persahabatan selama ini.
Tawa
kecil hingga tetesan air mata terkadang mengalir dari pipiku saat saya
mengingat hal lucu namun terkadang mengharukan tentang mereka, saya terkadang
harus merelakan diri untuk ditertawakan oleh dinding – dinding kamar yang
seakan bisu itu. Dinding itu tahu saat air mata keluar dari mataku, itu karena
mereka.
Salah seorang sahabat saya yang
selalu khawatir,cemas, ketakutan dan menangis darah kalau saya sedang berada
diluar rumah dan telat pulang atau lambat membalas smsnya adalah Deli. Deli
yang selalu menegur saya kalau saya terkadang membuat kesalahan, selalu mensupport saya saat saya down dan tidak percaya diri dalam melakukan sesuatu.
Yah meskipun terkadang dia menyebalkan karena selalu mengejek saya karena
sampai detik ini saya belum punya pacar juga hahahha. Tenang Del, saya tidak
mau cari pacar tapi calon suami (catet).
Selain
itu, dia juga adalah pembajak hape terbaik dikelasnya. Dia selalu membaca sms
–sms yang ada di hape tak berdosa milikku. Namun Dibalik kejahilannya, Deli si gadis
manis dari provinsi tetangga (Mamuju, Sulbar)
ini adalah orang yang setia kawan (udah deh jangan senyum mesum gitu ).
Dia selalu ada saat saya membutuhkannya. Beberapa hari ini, dialah yang menemani
saya mencari rumah, berhubung kontrak kost-an saya yang sekarang ini sudah mau
habis.
Seluruh penjuru lorong di Abdesir, Batua Raya
dan Toddopuli bahkan Antangpun saya telusuri demi mencari rumah yang sempurna. Dari
yang berkisaran 4 jutaan sampai 18 juta per tahunpun kami datangi dengan
percaya diri. Meskipun setelah itu kami hanya bilang “Non recommended ! “.
Selain
itu, saya dan Deli ditambah Bibip memiliki hobi yang sama yaitu Jogging. Tempat
Favorit yang kami jadikan tempat jogging adalah lapangan Karebosi yang juga
dijadikan tempat berlatihnya Tim sepakbola PSM. Sampai – sampai saya yang buta
tim sepakbola tahu nama pesepakbola PSM satu persatu. Ternyata jogging membawa
berkah juga ya, hahahah. Itung – itung kenal tim sepak bolanya Makassar gitu.
Came on Jufrii….euwww.
Selain
Dila dan Deli, ada Kiki yang tak kalah hebatnya dalam menorehkan cerita indah
didalam hidupku. Gadis pejuang yang berasal dari ibu kota ini mengalami Banyak
kejadian aneh setiap saya dan dirinya bersama.
ibarat magnet, saya dan dia selalu tarik menarik untuk menciptakan suatu
peneuan terbaru dalam bidang aneh dan keanehan salah satunya ialah Rundown
acara kami sehari – hari yaitu : Bangun tidur, gossip sambil bersih – bersih
kamar, gossip sambil siap – siap ke kampus, gossip dalam perjalanan ke kampus,
belajar dengan elegan didalam kelas (tanpa gossip) , keluar kelas sambil
bergosip, makan siang dikampus dengan bergosip, jalan ke kelas sambil bergosip,
masuk kelas (diam tanpa gossip), pulang kampus naik motor berdua sambil
bergosip, kerja tugas sambil bergosip, masak di dapur sambil bergosip, habis
mandi sambil bergosip, sebelum tidur bergossip yang diselingi curhat wanita
labil yang topiknya gak jauh – jauh dari “Angso”, anggota genk alay disalah
satu Universitas yang….. samaaaa dengan kami.
Untuk topic curhatan palingan tentang “The Kokon”,
cinta setengah hidupnya Kiki. Terkadang saya harus bisa menjadi Mario Teguh
dadakan yang memberikan nasihat Bijak kepada Kiki yang tersandung permasalahan
yang pelik yang hamper semua umat mengalaminya yaitu soal CINTA terpendingnya
dengan si Kokon. Begitupun sebaliknya, Kiki pun terkadang menjadi malaikat
dadakan saat saya mengalami hal serupa. Dan rundown terakhir setelah gossip
yang dirangkaikan dengan curhat – curhatan yaituuuuuu, tidur tanpa gossip. Itulah saya
dan Kiki, setiap harinya hanya menciptakan dosa – dosa yang kami hasilkan dari
gossip yang kadang sangat tidak penting untuk dibahas, tapi toh tetap kami
gossipkan. Begitulah wanita, selalu mencari bahan pembicaraan untuk dikupas
setajam SILETT. Aduh kok jadi Fenny Ross gini sih….
“Ngomong
apa kalian he ?” Anty Said.
“
jadi daritadi ndak mengertiko ?” menjawab serentak
“
iya He, Aku kan Udin !”
“Dasar
Udin Kamseupay euww.“ (ngomong ala genk Lolypop) maklum kita juga termasuk
orang-orang yang sengaja dan secara
sukarela menjadi korban sinetron ABG Putih Abu – abu. Jadi kita adalah korban
sinetron Friksional, yang secara pasrah dan sukarela menjadi korban penyuntikan
serum KAMSEUPAY didalam setiap detak jantung kami ini. Ceilehh..jadi korban
sinetron aja bangga..
Dialog
diatas memang belum disensor, banyak bahasa tambahan yang didapat Anti dari
bumi Bantaengnya. Entah kenapa dia sangat suka menambahkan kata “He” disetiap
kalimat yang dia ucapkan seperti “Mauka makan he ?”, “Mauko kemana he ?”,
“Lapar ka he?”. Itulah beberapa kalimat yang memang sangat aneh untuk didengar
oleh telinga – telinga yang masih berstatus waras (orang – orang diluar ruang
lingkup kami tentunya).
Anti
yang lebih akrab dipanggil Udin ini juga
memiliki keahlian yang luar biasa dalam bisnis jual menjual barang. Banyak
sudah korban rayuan dari Udin untuk membeli barang dagangannya, termasuk saya.
Diantara mata kuliah yang diajarkan oleh dosen – dosen, hanya Advertizing saja
yang nyantol di otaknya, karena mata kuliah Advertizinglah yang membuat Udin
menemukan strategi jitu untuk mengiklankan barang jualannya dengan mulus *cuim
tangan dosen Advertizing* sehingga dia
meraih penghargaan sebagai pengusaha muda tersukses tahun 2012 dan menyaingi
Winda Nur Wahyuni sebagai juara bertahan pada tahun sebelumnya di acara “Jualan
award” yang diadakan di Negara bagian Samata yang memiliki Universitas terkenal yang menjadi pesaing Universitas
Kairo di Mesir. (OH MY GOD, SIAPA YANG
BUAT TULISAN INI, SUNGGUH LEBAY DIRIMU ANAK MUDA )
Saya masih ingat, pada semester empat ini,
dosen Komunikasi Massa yang tidak lain dan tidak bukan adalah Pak KHalik yang
cerdas sekali. Saat itu Pak Khalik mengadakan mid semester dengan memberikan
soal sebagai berikut :
1. Sebutkan dan jelaskan hal – hal yang anda
ketahui tentang komunikasi Massa ?
2. Sebutkan dan jelaskan hal – hal apa saja yang
belum anda ketahui tentang Komunikasi Massa ?
Pak
Khalik hanya memberikan dua pertanyaan sederhana dan beliau menyuruh kami
menuliskannya diselembar kertas. Namun apa yang terjadi ? Udin bertanya kepada
saya, “ Apa jawaban nomor satu he ? Apa yang saya tau ini he ?”.
Pertanyaan
yang mengejutkan sekaligus menggelikan, yang ternyata bukan hanya Udin saja
yang bertanya hal demikian. Dila pun bertanya hal yang sama kepada saya, yang
kebetulan saya diapit oleh dua orang aneh itu. Saya hanya tertawa dan balik bertanya
“Apa yang ko tau Dil, Din ? “
“Ndak
sa tau apa di ?” kata Dila
“Iyo,
saya juga ndak tau he ?” tau kan siapa yang ngomong kalo ada “He” nya
dibelakang.
“Astaga,
begini saja ndak ko tau, yang ko tau saja ndak ko tau apalagi yang ndak ko tau
? apa mau ko isi ini kalo begini mi ? makannya dengarkan kalo dosen menjelaskan
!” acting marah.
“iya
pale, besok – besok saya dengarkan tapi liatka dulu punyamu.” Kata Dila dan
Udin.
Dannnnn
sayapun dengan sukarela memberikan contekan kepada mereka. Yah meskipun
sebenarnya ini adalah jalan sesat, tapi sebagai teman yang baik, saya harus
bekerja sama meskipun ujung – ujungnya sesat bersamaan. Jalan yang kita tempuh
memang terkadang sesat, namun kami tersadar dan kembali ke jalan benar….kalau
sadar ji hehehhehe.
Mereka
memang aneh, tapi mereka limited edition, tidak sembarang orang bisa memiliki mereka, hanya orang – orang
beruntung yang dapat memiliki mereka. Dan yang paling penting adalah, mereka
beruntung memiliki teman, sahabat, saudara dan apapun namanya seperti saya,
karena saya sama langkanya seperti air yang jatuhnya ke atas. Emang ada ?
hahahahha WRONG WAY !. Selamat ya Deli,Kiki,Dila, Udin,Bibip,Wina,Bulbul,Bia
yang bisa punya teman langka kayak saya.
by : @ddtia_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar